17 Juli 2015

Rintihan Syahdu dalam Kerinduan Senja #Season1

Senja Bukit Besar

Shinta Purnama Sari - Ribuan rasa syukur yang terucap saat aku menemukan indahnya gemerlap satu bintang dalam gelapnya rintihan hujan. Mulanya diawal, ketika aku belum bisa menutup mata untuk tidak melihat yang indah. Mulanya ketika bintang gemerlap berteduh dibawah indahnya cekungan sabit, namun tak bermuara. Diawal itulah terjadi proses menuju akhir. Akhir namun belum berakhir, Sabit akan tetap bertahan dilangit hitam meski rintihan hujan. Sabit akan tetap bercahaya, serentak dengan dukungan gemerlap cahaya bintang. Yang indah akan tetap indah, dimanapun dia berada pasti akan indah.


Mulanya diawal, ketika semakin ku bisa membesarkan tajamnya penglihatan mata hati. Diawal dimana aku berlayar panjang dengan luasnya lautan ilmu. Berlayar bersama ketekunan diatas kapal  dengan hembusan angin yang ditiupkan demi tercapainya suatu tujuan. Terasa lembut nan syahdu ketika angin tetap menemani dengan hembusan dalam syahdunya rintihan do'a, hingga ku berumuara.

Sekali lagi, akhir namun belum berakhir. Namun tepi sudah terlewati, demi menuju penghujung acara yang ku tulis ini. Ketaatan dalam hati masih menjadi keteguhan diri. Aku menyukai tibanya mentari di pemula pagi, tapi aku lebih merindukan senja dipenghujung indahnya proses hari ini karena berlalu bersama teman hati.

Kembali ke laut senja. Proses yang lama untuk bermuara, aku tetap berdiri di puncak tertinggi kapal, demi menyaksikan semburan ombak yang tega menampar raga, Aku tetap berdiri di tempat dimana aku dapat menyaksikan keindahan senja yang telah menyapa raga yang basah. Senja, lihatlah, ini hanya ragaku. Ragaku bukan apa-apa, Sekali lagi ini hanya raga ! bukan jiwa dalam hatikku.

Senja, menyisahkan kerinduan, Hingga tiba aku berdiri di puncak tertinggi tempat ku berpijak saat ini. Tanpa halangan apapun dengan lembutnya mentari pagi membangunkan ku dari mimpi  yang akan ku jadikan nyata. Dengan rintihan do'anya senja menyapaku seolah tak ingin pergi, tapi lagi-lagi ia menyisakan kerinduan dengan menghadirkan langit gelap dengan indahnya gemerlap cahaya bintang dalam teduhnya pelukkan sang bulan, hingga aku berfikir dalam  tidurku malam ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar